Suku Batak
Batak merupakan salah satu suku bangsa di Indonesia.
Nama ini merupakan sebuah terma kolektif untuk mengidentifikasikan beberapa
suku bangsa yang bermukim dan berasal dari Tapanuli, Sumatera Utara. Suku
bangsa yang dikategorikan sebagai Batak adalah: Batak Toba, Batak Karo, Batak
Pakpak, Batak Simalungun, Batak Angkola, dan Batak Mandailing. Suku Batak Toba,
karo, papak, dan simalungun kebanyakan penduduknya beragama nasrani. sedangkan
untuk suku Batak angkola dan Mandailing lebih banyak beragama islam. karena
berada di perbatasan daerah sumatera Barat.
Unsur Budaya
Budaya Bahasa
Dalam Kehidupan dan pergaulan sehari-hari, orang batak
menggunakan beberapa logat, ialah:
- Logat Karo (yang dipakai oleh orang Karo)
- Logat Pakpak (yang dipakai oleh Pakpak)
- Logat Simalungun (yang dipakai oleh Simalungun)
- Logat Toba ( Yang dipakai oleh orang Toba, Angkola dan Mandailing)
Budaya IPTEK
Orang Batak juga mengenal sistem gotong-royong kuno dalam
hal bercocok tanam. Dalam bahasa karo aktifitas itu disebut Raron, sedangkan
dalam Bahasa Toba hal itu disebut Marsiurupan. Sekolompok orang tetangga atau
kerabat dekat bersama-sama mengerjakan tanah dan masing-masing anggota secara
bergiliran. Raron itu merupakan satu pranata yang keanggotaannya sangat
sukarela dan lamanya berdiri tergantung kepada persetujuan pesertanya.
Budaya Peralatan Hidup
Masyarakat Batak telah mengenal dan mempergunakan alat-alat
sederhana yang dipergunakan untuk bercocok tanam dalam kehidupannya. Seperti
cangkul, bajak (tenggala dalam bahasa Karo), tongkat tunggal (engkol dalam
bahasa Karo), sabit (sabi-sabi) atau ani-ani. Masyarakat Batak juga memiliki
senjata tradisional yaitu, piso surit (sejenis belati), piso gajah
dompak (sebilah keris yang panjang), hujur (sejenis tombak), podang (sejenis
pedang panjang). Unsur teknologi lainnya yaitu kain ulos yang
merupakan kain tenunan yang mempunyai banyak fungsi dalam kehidupan adat Batak.
Budaya Kekerabatan
- Perkawinan
Pada tradisi suku Batak seseorang hanya bisa menikah dengan
orang Batak yang berbeda klan sehingga jika ada yang menikah dia harus
encari pasangan hidup dari marga lain selain marganya. Apabila yang menikah
adalah seseorang yang bukan dari suku Batak maka dia harus diadopsi oleh salah
satu marga Batak (berbeda klan). Acara Tersebut dilanjutkan dengan prosesi
perkawinan yang dilakukan di gereja karena mayoritas penduduk Batak beragama
Kristen. Untuk mahar perkawinan-saudara mempelai wanita yang sudah
menikah.orang Batak biasanya mengharuskan untuk menikah dengan paribannya,
menurut mereka hal ini dilakukan agar garis ketrunannya tidak
terputus.Pariban adalah sebutan untuk orang yang memiliki ibu yang marganya
sama dengan wanita yang akan dijadikan istrinya.
- Kekerabatan
Kelompok kekerabatan suku bangsa Batak berdiam di daerah
pedesaan yang disebut Huta atau Kuta menurut istilah Karo. Biasanya satu Huta
didiami oleh keluarga dari satu marga. Ada pula kelompok kerabat yang disebut
marga taneh yaitu kelompok pariteral keturunan pendiri dari kuta. Marga
tersebut terikat oleh symbol-simbol tertentu misalnya nama marga. Klen
kecil tadi merupakan kerabat patrilineal yang masih berdiam dalam satu kawasan.
Sebaliknya klen besar yang anggotanya sudah banyak hidup tersebar sehingga
tidak saling kenal tetapi mereka dapat mengenali anggotanya melalui nama marga
yang selalu disertakan dibelakang nama kecilnya, Stratifikasi sosial orang
Batak didasarkan pada empat prinsip yaitu : perbedaan tingkat umur, perbedaan
pangkat dan jabatan, perbedaan sifat keaslian dan , status kawin.
Budaya Mata Pencaharian
Pada umumnya masyarakat batak bercocok tanam padi di sawah
dan ladang. Lahan didapat dari pembagian yang didasarkan marga. Setiap keluarga
mendapat tanah tadi , tetapi tidak boleh menjualnya. Selain tanah ulayat
adapaun tanah yang dimiliki perseorangan. Peternakan juga salah satu mata
pencaharian suku Batak antara lain peternakan kerbau, sapi, babi, kambing,
ayam, dan bebek. Penangkapan ikan dilakukan sebagian penduduk disekitar danau
Toba. Sektor kerajinan yang berkembang. Misalnya tenun, anyaman rotan, ukiran
kayu, tembikar, yang ada kaitannya dengan pariwisata.
Budaya Religi
Pada abad 19 agama islam masuk daerah penyebarannya meliputi
batak selatan. Agama Kristenmasuk sekitar tahun 1863 dan penyebarannya
meliputi batak utara. Walaupun demikian banyak sekali masyarakat didaerah
pedesaan yang masih mempertahankan konsep asli religi penduduk batak. Orang
batak mempunyai konsepsi bahwa alam semesta beserta isinya diciptakan oleh
Debata Mula Jadi Na Bolon dan bertempat tinggal diatas langit dan mempunyai
nama-nama sesuai dengan tugasnya dan kedudukannya:
1). Debata Mula Jadi Na Bolon : bertempat tinggal
diatas langit dan merupakan maha pencipta;
2). Siloan Na Bolon : berkedudukan sebagai
penguasa dunia makhluk halus. Dalam hubungannya dengan roh dan jiwa. Orang
Batak mengenal tiga konsep yaitu :
- Tondi (adalah jiwa atau roh seseorang yang merupakan kekuatan, oleh karena itu tondi memberi nyawa kepada manusia. Tondi di dapat sejak seseorang di dalam kandungan. Bila tondi meninggalkan badan seseorang, maka orang tersebut akan sakit atau meninggal, maka diadakan upacara mangalap (menjemput) tondi dari sombaon yang menawannya.).
- Jiwa
- Roh
3). Sahala : jiwa atau roh kekuatan yang dimiliki
seseorang, Semua orang memiliki tondi, tetapi tidak semua orang memiliki
sahala. Sahala sama dengan sumanta, tuah atau kesaktian yang dimiliki para raja
atau hula-hula.
4). Begu : tondinya orang yang sudah mati, yang
tingkah lakunya sama dengan tingkah laku manusia, hanya muncul pada waktu
malam. Orang batak juga percaya akan kekuatan sihir dari jimat yang disebut
Tongkal.
Budaya Kesenian
- Seni Tari yaitu Tari Tor-Tor (bersifat magis).
- Tari Serampang dua belas (bersifat hiburan).
- Alat music tradisional : Gong; Saga-saga.
- Hasil kerajinan tenun dari suku batak adalah kain ulos.
SUMBER 1
SUMBER 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar