Analisa karya sastra adalah suatu cara untuk mengenali sebuah karya sastra. Dengan menganalisis maka akan dapat mengetahui makna dari karya sastra tersebut.
Karya sastra adalah seni yang diciptakan untuk para pembaca.
Dalam pembicaraan dan analisis serta penerapan nilai karya sastra, kita mengambil contoh-contoh sajak, berdasar pada kenyataan bahwa puisi unsur-unsurnya lebih lengkap dan padat daripada prosa, seperti bunyi, irama, pembagian irama, pemilihan kata-kata, kombinasi kata, bahasa kiasan, dan gaya bahasa. Seperti dikemukakan Subagio Sastrowardojo dalam prasarannya di Semarang:
“Puisi adalah inti pernyataan sastra. Demikianlah menurut sejarah dan hakekatnya. Menurut sejarahnya, pernyataan sastra pada semua bangsa dimulai dengan puisi, bahkan pada permulaan masa perkembangan itu, satu-satunya pernyataan sastra yang dipandang kesusastraan ialah puisi.
Juga di zaman modern, setelah bentuk prosa mendapat pengakuan sebagai kemungkinan pernyataan yang lain, puisi tetap menempati kedudukan yang sentral dalam kesusastraan memokokkan perhatiannya puisi. Saya kira keadaan ini disebabkan oleh hakikat puisi itu sendiri.
Menurut hakikatnya, ciri-ciri khas kesusastraan berpusat pada puisi. Di dalam puisi terhimpun dan mengental segala unsur yang menentukan hakikat kesusastraan. Di dalam puisi ada konsentrasi unsur pembentuk sastra, yang tidak dapat sepenuhnya dapat dicapai oleh prosa.”
Sesuai dengan pengertian atau hakikat kritik sastra jelaslah bahwa penilaian sastra merupakan masalah yang melekat pada pengertian tersebut. Artinya, kritik sastra yang sederhana sekalipun hendaknya sampai pada penilaian yang argumentative tentang baik buruknya karya sastra tertentu. Penilaian karya sastra merupakan tujuan kritikus yang harus bekerja dengan kaidah-kaidah atau norma-norma tertentu. Dalam pelaksanaannya terbilang rumit karena masalah tersebut bukan hanya bersifat teoretis, melainkan sekaligus terapan. Artinya kritikus harus memahami sejumlah teori sastra, kemudian dapat memilih secara tepat suatu teori yang akan diterapkan dalam karya sastra tertentu, dan pada akhirnya harus dapat menjelaskan hasil analisisnya kepada masyarakat.
Berikut ini contoh analisis puisi dengan pendekatan objektif dengan mengacu pada langkah-langkah penelaahan puisi seperti yang dikemukakan oleh Waluyo (1987:18)
Perempuan-perempuan Perkasa
"Perempuan-perempuan yang membawa bakul di pagi buta,
dari manakah mereka ?
Ke setasiun kereta mereka datang dari bukit-bukit desa
Sebelum peluit kereta pagi terjaga
Sebelum hari bermula dalam pesta kerja.
Perempuan-perempuan yang membawa bakul dalam kereta
ke manakah mereka ?
Di atas roda-roda baja mereka berkendara
Mereka berlomba dengan surya menuju ke gerbang kota
Merebut hidup di pasar-pasar kota.
Perempuan-perempuan yang membawa bakul di pagi buta,
siapakah mereka ?,
Akar-akar yang melata dari tanah perbukitan Turun ke kota
Mereka cinta kasih yang bergerak menghidupi desa demi desa."
Hartojo Andangjaya, 1973
Analisanya:
Puisi di atas termasuk puisi modern, bukan termasuk puisi lama maupun puisi baru. Bahasa puisi yang digunakan bahasa transparant, artinya penyair menggunakan bahasa yang mudah dipahami, meskipun ada beberapa bagian puisi menggunakan makna kias, akan tetapi masih dapat ditangkap maknanya oleh pembaca tanpa harus berfikir secara mendalam. Kata ”perempuan-perempuan ” dan ”bakul” digunakan secara berulang oleh penyair dari bait ke I sampai ke III. Ini memudahkan pembaca untuk menangkap maknanya.
Amanatnya:
Dari uraian tentang puisi ”Perempuan-perempuan Perkasa” tersebut di atas, dapat diungkapkan penyair merasakan kekaguman yang mendalam.
Adanya pertautan antara struktur bahasa dan struktur batin yang selaras, ini terlihat dari pemilihan diksi yang digunakan dengan rasa kekaguman yang diungkapkan penyair. Harmoni antara struktur bahasa dan struktur batin tersebut membantu pembaca menafsirkan keseluruhan isi puisi tersebut. Makna konotasi puisi menyebabkan puisi dapat dengan mudah dipahami tanpa menghilangkan unsur estetikanya. Penyair berhasil mensugesti pembaca merasakan kekaguman yang mendalam terhapad perjuangan para perempuan perkasa.
Nico Tri Ganda Limbong
1A113149
Kelas: 4KA38
Tidak ada komentar:
Posting Komentar