Cari Blog Ini

Jumat, 21 Maret 2014

Analisa Karya Sastra (Tugas IBD)


Analisa karya sastra adalah suatu cara untuk mengenali sebuah karya sastra. Dengan menganalisis  maka akan dapat mengetahui makna dari karya sastra tersebut. 
Karya sastra adalah seni yang diciptakan untuk para pembaca.

Dalam pembicaraan dan analisis serta penerapan nilai karya sastra, kita mengambil contoh-contoh sajak, berdasar pada kenyataan bahwa puisi unsur-unsurnya lebih lengkap dan padat daripada prosa, seperti bunyi, irama, pembagian irama, pemilihan kata-kata, kombinasi kata, bahasa kiasan, dan gaya bahasa. Seperti dikemukakan Subagio Sastrowardojo dalam prasarannya di Semarang:

Puisi adalah inti pernyataan sastra. Demikianlah menurut sejarah dan hakekatnya. Menurut sejarahnya, pernyataan sastra pada semua bangsa dimulai dengan puisi, bahkan pada permulaan masa perkembangan itu, satu-satunya pernyataan sastra yang dipandang kesusastraan ialah puisi.
Juga di zaman modern, setelah bentuk prosa mendapat pengakuan sebagai kemungkinan pernyataan yang lain, puisi tetap menempati kedudukan yang sentral dalam kesusastraan memokokkan perhatiannya puisi. Saya kira keadaan ini disebabkan oleh hakikat puisi itu sendiri.
Menurut hakikatnya, ciri-ciri khas kesusastraan berpusat pada puisi. Di dalam puisi terhimpun dan mengental segala unsur yang menentukan hakikat kesusastraan. Di dalam puisi ada konsentrasi unsur pembentuk sastra, yang tidak dapat sepenuhnya dapat dicapai oleh prosa.

Sesuai dengan pengertian atau hakikat kritik sastra jelaslah bahwa penilaian sastra merupakan masalah yang melekat pada pengertian tersebut. Artinya, kritik sastra yang sederhana sekalipun hendaknya sampai pada penilaian yang argumentative tentang baik buruknya karya sastra tertentu. Penilaian karya sastra merupakan tujuan kritikus yang harus bekerja dengan kaidah-kaidah atau norma-norma tertentu. Dalam pelaksanaannya terbilang rumit karena masalah tersebut bukan hanya bersifat teoretis, melainkan sekaligus terapan. Artinya kritikus harus memahami sejumlah teori sastra, kemudian dapat memilih secara tepat suatu teori yang akan diterapkan dalam karya sastra tertentu, dan pada akhirnya harus dapat menjelaskan hasil analisisnya kepada masyarakat. 


Berikut ini contoh analisis puisi dengan pendekatan objektif dengan mengacu pada langkah-langkah penelaahan puisi seperti yang dikemukakan oleh Waluyo (1987:18)


Perempuan-perempuan Perkasa

"Perempuan-perempuan yang membawa bakul di pagi buta,

dari manakah mereka ?

Ke setasiun kereta mereka datang dari bukit-bukit desa

Sebelum peluit kereta pagi terjaga

Sebelum hari bermula dalam pesta kerja.

Perempuan-perempuan yang membawa bakul dalam kereta

ke manakah mereka ?

Di atas roda-roda baja mereka berkendara

Mereka berlomba dengan surya menuju ke gerbang kota

Merebut hidup di pasar-pasar kota.

Perempuan-perempuan yang membawa bakul di pagi buta,

siapakah mereka ?,

Akar-akar yang melata dari tanah perbukitan Turun ke kota

Mereka cinta kasih yang bergerak menghidupi desa demi desa."


Hartojo Andangjaya, 1973



Analisanya:

Puisi di atas termasuk puisi modern, bukan termasuk puisi lama maupun puisi baruBahasa puisi yang digunakan bahasa transparant, artinya penyair menggunakan bahasa yang mudah dipahami, meskipun ada beberapa bagian puisi menggunakan makna kias, akan tetapi masih dapat ditangkap maknanya oleh pembaca tanpa harus berfikir secara mendalam. Kata ”perempuan-perempuan ” dan ”bakul” digunakan secara berulang oleh penyair dari bait ke I sampai ke III. Ini memudahkan pembaca untuk menangkap maknanya.


Amanatnya:

Dari uraian tentang puisi ”Perempuan-perempuan Perkasa” tersebut di atas, dapat diungkapkan penyair merasakan kekaguman yang mendalam.
Adanya pertautan antara struktur bahasa dan struktur batin yang selaras, ini terlihat dari pemilihan diksi yang digunakan dengan rasa kekaguman yang diungkapkan penyair. Harmoni antara struktur bahasa dan struktur batin tersebut membantu pembaca menafsirkan keseluruhan isi puisi tersebut. Makna konotasi puisi menyebabkan puisi dapat dengan mudah dipahami tanpa menghilangkan unsur estetikanya. Penyair berhasil mensugesti pembaca merasakan kekaguman yang mendalam terhapad perjuangan para perempuan perkasa.

 






Nico Tri Ganda Limbong
1A113149

Kelas: 4KA38

Jumat, 14 Maret 2014

Kebudayaan Suku Batak (Tugas IBD)

Suku Batak 
       Batak merupakan salah satu suku bangsa di Indonesia. Nama ini merupakan sebuah terma kolektif untuk mengidentifikasikan beberapa suku bangsa yang bermukim dan berasal dari Tapanuli, Sumatera Utara. Suku bangsa yang dikategorikan sebagai Batak adalah: Batak Toba, Batak Karo, Batak Pakpak, Batak Simalungun, Batak Angkola, dan Batak Mandailing. Suku Batak Toba, karo, papak, dan simalungun kebanyakan penduduknya beragama nasrani. sedangkan untuk suku Batak angkola dan Mandailing lebih banyak beragama islam. karena berada di perbatasan daerah sumatera Barat. 

Unsur Budaya 


Budaya Bahasa 
Dalam Kehidupan dan pergaulan sehari-hari, orang batak menggunakan beberapa logat, ialah:
  • Logat Karo (yang dipakai oleh orang Karo)
  • Logat Pakpak (yang dipakai oleh Pakpak)
  • Logat Simalungun (yang dipakai oleh Simalungun)
  • Logat Toba ( Yang dipakai oleh orang Toba, Angkola dan Mandailing)

Budaya IPTEK
Orang Batak juga mengenal sistem gotong-royong kuno dalam hal bercocok tanam. Dalam bahasa karo aktifitas itu disebut Raron, sedangkan dalam Bahasa Toba hal itu disebut Marsiurupan. Sekolompok orang tetangga atau kerabat dekat bersama-sama mengerjakan tanah dan masing-masing anggota secara bergiliran. Raron itu merupakan satu pranata yang keanggotaannya sangat sukarela dan lamanya berdiri tergantung kepada persetujuan pesertanya.

Budaya Peralatan Hidup
Masyarakat Batak telah mengenal dan mempergunakan alat-alat sederhana yang dipergunakan untuk bercocok tanam dalam kehidupannya. Seperti cangkul, bajak (tenggala dalam bahasa Karo), tongkat tunggal (engkol dalam bahasa Karo), sabit (sabi-sabi) atau ani-ani. Masyarakat Batak juga memiliki senjata tradisional yaitu, piso surit (sejenis belati), piso gajah dompak (sebilah keris yang panjang), hujur (sejenis tombak), podang (sejenis pedang panjang). Unsur teknologi lainnya yaitu kain ulos yang merupakan kain tenunan yang mempunyai banyak fungsi dalam kehidupan adat Batak.

Budaya Kekerabatan
  • Perkawinan
Pada tradisi suku Batak seseorang hanya bisa menikah dengan orang Batak yang berbeda klan sehingga jika ada yang menikah dia harus encari pasangan hidup dari marga lain selain marganya. Apabila yang menikah adalah seseorang yang bukan dari suku Batak maka dia harus diadopsi oleh salah satu marga Batak (berbeda klan). Acara Tersebut dilanjutkan dengan prosesi perkawinan yang dilakukan di gereja karena mayoritas penduduk Batak beragama Kristen. Untuk mahar perkawinan-saudara mempelai wanita yang sudah menikah.orang Batak biasanya mengharuskan untuk menikah dengan paribannya, menurut mereka hal ini dilakukan agar garis  ketrunannya tidak terputus.Pariban adalah sebutan untuk orang yang memiliki ibu yang marganya sama dengan wanita yang akan dijadikan istrinya.
  • Kekerabatan
Kelompok kekerabatan suku bangsa Batak berdiam di daerah pedesaan yang disebut Huta atau Kuta menurut istilah Karo. Biasanya satu Huta didiami oleh keluarga dari satu marga. Ada pula kelompok kerabat yang disebut marga taneh yaitu kelompok pariteral keturunan pendiri dari kuta. Marga tersebut terikat oleh symbol-simbol tertentu misalnya nama marga. Klen kecil tadi merupakan kerabat patrilineal yang masih berdiam dalam satu kawasan. Sebaliknya klen besar yang anggotanya sudah banyak hidup tersebar sehingga tidak saling kenal tetapi mereka dapat mengenali anggotanya melalui nama marga yang selalu disertakan dibelakang nama kecilnya, Stratifikasi sosial orang Batak didasarkan pada empat prinsip yaitu : perbedaan tingkat umur, perbedaan pangkat dan jabatan, perbedaan sifat keaslian dan , status kawin.

Budaya Mata Pencaharian

Pada umumnya masyarakat batak bercocok tanam padi di sawah dan ladang. Lahan didapat dari pembagian yang didasarkan marga. Setiap keluarga mendapat tanah tadi , tetapi tidak boleh menjualnya. Selain tanah ulayat adapaun tanah yang dimiliki perseorangan. Peternakan juga salah satu mata pencaharian suku Batak antara lain peternakan kerbau, sapi, babi, kambing, ayam, dan bebek. Penangkapan ikan dilakukan sebagian penduduk disekitar danau Toba. Sektor kerajinan yang berkembang. Misalnya tenun, anyaman rotan, ukiran kayu, tembikar, yang ada kaitannya dengan pariwisata.

Budaya Religi

Pada abad 19 agama islam masuk daerah penyebarannya meliputi batak selatan. Agama Kristenmasuk sekitar tahun 1863 dan penyebarannya meliputi batak utara. Walaupun demikian banyak sekali masyarakat didaerah pedesaan yang masih mempertahankan konsep asli religi penduduk batak. Orang batak mempunyai konsepsi bahwa alam semesta beserta isinya diciptakan oleh Debata Mula Jadi Na Bolon dan bertempat tinggal diatas langit dan mempunyai nama-nama sesuai dengan tugasnya dan kedudukannya:

1). Debata Mula Jadi Na Bolon : bertempat tinggal diatas langit dan merupakan maha pencipta;
2). Siloan Na Bolon : berkedudukan sebagai penguasa dunia makhluk halus. Dalam hubungannya dengan roh dan jiwa. Orang Batak mengenal tiga konsep yaitu :
  1. Tondi (adalah jiwa atau roh seseorang yang merupakan kekuatan, oleh karena itu tondi memberi nyawa kepada manusia. Tondi di dapat sejak seseorang di dalam kandungan. Bila tondi meninggalkan badan seseorang, maka orang tersebut akan sakit atau meninggal, maka diadakan upacara mangalap (menjemput) tondi dari sombaon yang menawannya.).
  2.  Jiwa
  3.  Roh
3). Sahala : jiwa atau roh kekuatan yang dimiliki seseorang, Semua orang memiliki tondi, tetapi tidak semua orang memiliki sahala. Sahala sama dengan sumanta, tuah atau kesaktian yang dimiliki para raja atau hula-hula.
4). Begu : tondinya orang yang sudah mati, yang tingkah lakunya sama dengan tingkah laku manusia, hanya muncul pada waktu malam. Orang batak juga percaya akan kekuatan sihir dari jimat yang disebut Tongkal.

Budaya Kesenian
  • Seni Tari yaitu Tari Tor-Tor (bersifat magis).
  • Tari Serampang dua belas (bersifat hiburan).
  • Alat music tradisional : Gong; Saga-saga. 
  • Hasil kerajinan tenun dari suku batak adalah kain ulos.


SUMBER 1

SUMBER 2